Jangan kala
senang saja kita suka berada di samping teman kita. Kala ia susah, juga tetap
bersamanya. Inilah yang diajarkan dalam Islam.
Coba perhatikan berbagai akhlak mulia yang diajarkan
dalam Islam pada hadits-hadits berikut terutama dibicarakan menolong teman di
saat safar.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa ktika mereka berada dalam perjalanan, tiba-tiba datang seorang
pria menunggang di atas unta miliknya yang mulai menoleh ke kanan dan ke kiri
(mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى
مَنْ لاَ ظَهْرَ لَهُ وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى
مَنْ لاَ زَادَ لَهُ
“Barangsiapa yang mempunyai kelebihan kendaraan maka
hendaklah ia berikan kepada yang tidak mempunyai kendaraan. Dan barangsiapa
yang mempunyai kelebihan bekal, maka hendaklah ia berikan kepada yang tidak
mempunyai bekal.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
beberapa jenis harta yang lain sehingga kami mengira bahwa kami tidak berhak
atas kelebihan harta yang kami miliki. (HR. Muslim no. 1728)
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika akan berangkat perang, beliau
memberikan nasehat,
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ إِنَّ مِنْ
إِخْوَانِكُمْ قَوْمًا لَيْسَ لَهُمْ مَالٌ وَلاَ عَشِيرَةٌ فَلْيَضُمَّ
أَحَدُكُمْ إِلَيْهِ الرَّجُلَيْنِ أَوِ الثَّلاَثَةَ فَمَا لأَحَدِنَا مِنْ
ظَهْرٍ يَحْمِلُهُ إِلاَّ عُقْبَةٌ كَعُقْبَةِ ». يَعْنِى أَحَدِهِمْ. فَضَمَمْتُ
إِلَىَّ اثْنَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً قَالَ : مَا لِى إِلاَّ عُقْبَةٌ كَعُقْبَةِ
أَحَدِهِمْ مِنْ جَمَلِى
“Wahai kaum Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya di
antara saudara kalian ada orang-orang yang tidak memiliki harta dan keluarga,
maka hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil dua atau tiga orang
untuk bergabung. Maka tidaklah salah seorang di antara kita dari binatang
tunggangan yang membawanya kecuali saling bergantian menaikinya.” Yaitu salah
seorang dari mereka yang bergabung di satu kendaraan.
Jabir berkata, “Maka aku mengambil dua atau tiga orang
bergabung bersamaku, aku saling bergantian dengan salah seorang dari mereka
(menaiki) untaku.” (HR. Abu Daud no. 2534 dan Ahmad 3: 358. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Di antara bukti bagaimana para sahabat saling tolong
menolong di perjalanan adalah dalam perang Tabuk. Perang tersebut terjadi tahun
9 Hijriyah pada bulan Rajab. Pada perang Tabuk, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam membawa 30.000 pasukan. Namun unta yang ada berjumlah sedikit.
Sehingga satu unta jadinya dinaiki oleh 18 orang secara bergantian. Dan kala
perjalanan menuju Tabuk yang sangat jauh dari kota Madinah, makanan juga habis,
sampai unta satu demi satu disembelih. Lihatlah bagaimana kerjasama dan bentuk
saling tolong menolong mereka ketika susah.
Dari Jabir pula, beliau menyatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَتَخَلَّفُ
فِى الْمَسِيرِ فَيُزْجِى الضَّعِيفَ وَيُرْدِفُ وَيَدْعُو لَهُمْ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berada
di belakang rombongan ketika dalam perjalanan guna membantu, memboncengkan dan
mendoakan yang lemah.” (HR. Abu Daud no. 2639 dan Al Hakim 2: 115. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Moga Allah beri hidayah untuk mudah dalam menolong
sesama.
No comments:
Post a Comment